Sunah-Sunnah Dalam Wudhu
[a]. Mengucapkan Bismillah[1]
[b]. Membasuh Kedua Telapak Tangan Tiga Kali[2]
[c]. Mendahulukan Berkumur-Kumur (Madhmadhoh) Dan Istinsyaq (Memasukkan Air Ke Dalam Hidung Lalu Menghirupnya Dengan Sekali Nafas Sampai Ke dalam Hidung Yang Paling Ujung) Sebelum Membasuh Muka.
[d]. Setelah Istinsyaq Lalu Istintsaar (Mengeluarkan /Menyemburkan Air Dari Hidung Sesudah Menghirupnya Dengan Telapak Tangan Kiri).
Berdasarkan hadits :
“Artinya : …Lalu Nabi membasuh kedua telapak tangan tiga kali kemudian berkumur-kumur dan istinsyaq, lalu istintsaar lalu membasuh muka tiga kali.”[Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 159 dan Muslim no. 226]
[e] Bersungguh-Sungguh Dalam Berkumur-Kumur Dan Istinsyaq Bagi Orang Yang Sedang Tidak Berpuasa.
Berdasarkan hadits :
“Artinya : .Bersungguh-sungguh dalam menghirup air ke hidung, kecuali kalau kamu sedang berpuasa”. [HR.Abu Dawud, no. 142; Tirmidzi, no.38; Nasaaiy, no. 114 dan Ibnu Majah, no. 407 & 448 dan selain mereka).
Makna bersungguh-sungguh dalam berkumur-kumur adalah menggerakkan air di ke seluruh bagian mulutnya. Sedangkan makna bersungguh-sungguh dalam istinsyaq adalah menghirup air sampai ke bagian hidung yang terdalam.
[f]. Menyatukan Antara Berkumur Dan Istinsyaq Dengan Sekali Cidukan Tangan Kanan, Tanpa Pemisahan Antara Keduanya.
[i]. Mengusap Kepala
Cara mengusap kepala, memulai dari bagian depan kepala depan kemudian menggerakkan kedua tangannya hingga ke belakang (tengkuk) lalu mengembalikan ke tempat semula.
Hukum membasuh kepala adalah wajib yaitu berlaku keumuman pada setiap apa yang dibasuh dari kepala dalam berbagai kondisi. Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : .Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membasuh kepalanya lalu menjalankan kedua tangannya ke belakang dan mengembalikannya.[Hadits Riwayat Bukhary no. 185 dan Muslim no. 235. Pent]
[j]. Menyela-Nyela Jari-Jari Kedua Tangan Dan Kedua Kaki.
Berdasarkan hadits:
“Artinya : Sempurnakanlah wudhu’, selai-selailah jari-jemari.[HR.Abu Dawud, no. 142; Tirmidzi, no.38; Nasaaiy, no. 114 dan Ibnu Majah, no. 448. Pent]
[k]. At Tayaamun (Memulai Dari Sebelah Kanan)
At- Tayaamun (dalam wudhu’) artinya memulai membasuh anggota wudhu’ yang sebelah kanan kemudian yang kiri dari kedua tangan maupun kaki.
“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai dalam mendahulukan yang kanan ketika memakai sandalnya, menyisir, bersuci dan dalam semua urusannya”. [Hadits Riwayat Bukhari no. 168 dan Muslim, no. 268 dan selain keduanya. Pent.]
[l]. Menambah Bilangan Basuhan Dari Sekali Menjadi Tiga Kali Basuhan. Tambahan Ini Berlaku Dalam Membasuh Muka, Kedua Tangan Dan Kedua Kaki.
[m]. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat Setelah Selesai Dari Wudhu’ Dengan Ucapan.
“Asyhadu alla ilaaha illallaahu wahdahu la syariikalahu wa asyahadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu”.
“Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Tiada lain balasannya kecuali pasti dibukakan baginya pintu-pintu surga yang bejumlah delapan, lalu ia masuk dari pintu mana saja yang ia sukai’ [Hadits Riwayat Muslim, no. 234; Abu Dawud, no. 169; Tirmidzi, no. 55 ; Nasaaiy, no. 148 dan Ibnu Majah, no. 470. Pent]
[n]. Wudhu’ Di Rumah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa yang berwudhu di rumahnya, kemudian berjalan ke masjid untuk melaksanakan kewajiban dari Allah dan langkah yang satu menghapuskan dosa dan langkah yang lain mengangkat derajat.” [Hadits Riwayat Muslim no. 666]
[o]. Ad-Dalk
Yaitu meletakkan tangan yang basah (yang akan dipakai untuk menggosok atau membasuh,-pent) pada anggota wudhu’ bersama air atau setelahnya.
[p]. Berhemat Dalam Menggunakan Air
“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu’ dengan satu mud [3].[Muttafaqun'alaihi] [4]
[q]. Melewati Batasan Yang Diizinkan Dalam Membasuh Empat Anggota Wudhu’ (Kedua Tangan Dan Kedua Kaki)
Karena Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berwudhu’, kemudian ia membasuh tangan hingga mengenai bagian lengan atasnya, kemudian membasuh kakinya sampai betis, kemduian ia berkata : “Demikian aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu’” [Hadits Riwayat Muslim no. 246]
[r]. Shalat Dua Raka’at Setelah Wudhu’
Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
“Artinya : Barangsiapa berwudhu’ seperti wudhu’ku ini, kemudian ia mengerjakan shalat dua raka’at yang ia tidak berkata-kata (yang jelek) kepada dirinya, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”. [Hadits Riwayat Bukhary no.159; Muslim, No. 226 dan Nasaaiy, 84 dan 116].
Pada riwayat Muslim ada tambahan pada hadits ‘Uqbah bin ‘Amr yaitu “melainkan pasti ia mendapatkan Surga”
[s]. Menyempurnakan Wudhu’.
Yaitu memberikan kepada setiap anggota wudhu’ haqnya dalam membasuh yaitu sempurna dan menyeluruh pada setiap anggota wudhu’. Seorang muslim dalam kesehariannya berwudhu’ berkali-kali paling tidak lima kali dan muslim yang lain terkadang lebih dari lima kali ketika dia menghendaki untuk melakukan shalat-shalat sunnah seperti shalat dhuha atau shalat lail. Atas ukuran pengulangan seorang muslim dalam berwudhu’ dan mengikuti sunnah-sunnah tersebut maka akan mendapatkan pahala yang sangat yang banyak.
Faedah Mengikuti Sunnah-Sunnah Rasulullah Shallallahu A’alaihi wa Sallam Dalam Berwudhu.
Sesungguhnya hal tersebut tercantum pada sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Barangsiapa yang berwudhu’, lalu ia sempurnakan wudhu’nya, niscaya akan keluar dosa-dosanya dari tubuhnya, sampai keluar (dosa-dosa) dari bawah kuku-kuku jarinya.” [Hadits Riwayat. Muslim no. 245]
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya :Barang siapa diantara kalian yang berwudhu’ kemudian membaguskan wudhu’nya lalu ia bangkit shalat dua raka’at yang ia hadapkan hati dan wajahnya (kepada Allah) maka pasti ia akan mendapat syurga dan diampuni dosa-dosanya” [Hadits Riwayat Muslim no. 234] [5]
Berkata Imam an-Nawawi rahimahullah “Sesungguhnya apa-apa yang ia dapatkan dari derajat (orang-orang yang suka berwudhu’) adalah ia mampu berjuang membela dirinya dari kejahatan-kejahatan syaitan dan meniadakannya, menjaga dirinya sampai tidak akan diganggu oleh syaitan walau hanya sekejap matapun. Dia selamat dari syaitan dengan usaha perjuangannya (untuk melakukan sunnah-sunnah wudhu) dan kelapangan bagi hatinya.”
[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
***
Oleh Syaikh Khalid al Husainan
Foote Note
1]. “Artinya : Tidak (sempurna) wudhu’ bagi siapa yang tidak menyebutkan nama Allah padanya” [Hadits Riwayat Ibnu Majah 399, At-Tirmidzi 25,26. Abu Dawud 101, dan selain mereka. Menurut Syaikh Al-Albani : "Hadits ini shahih" Lihat Shahiih Al-Jami'ish Shaghiir no. 7444.
[2]. Hadits Riwayat Al-Bukhari -Fathul Baari 1/255 dan Muslim no. 226 -Syarh Muslim 3/100
[3]. Ukuran 1 1/3, dinamakan demikian karena air yang diambil sepenuh kedua telapak tangan manusia
[4]. Hadits Riwayat Muslim no. 326, Ibnu Majah no. 267-268, At-Tirmidzi no. 56 dan 609 dan, An-Nasa’i no. 347
[5]. Lafazh asli dari Muslim no. 234, adalah sebagai berikut. “Artinya : Setiap muslim yang berwudlu dengan sebaik-baiknya, kemudian ia bangkit melakukan shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwanya, pasti ia akan masuk Surga”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar